Pendahuluan.
Al-Quran adalah kitab suci yang berisi firman-firman Allah Swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. Pemakaian nama Al-Quran dinukilkan dari surat Al-Qiyaamah ayat 17 dan ayat 18. Al-Quran terdiri dari 114 Surat, 6.236 Ayat (sebagian ulama mengatakan 6666 ayat), 77.439 kata, 74437 kalimat dan 323.015 huruf (ada juga yang mengatakan 325345 huruf) yang diturunkan dalam kurun waktu 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari [1]. Pada masa prakedatangan Islam, bangsa Arab mencapai puncak kejahiliyahannya. Namun demikian di sisi lain, bangsa Arab terkenal dengan keindahan puisi-puisi dan keelokan pidato mereka. Bahasa Arab merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan mereka. Namun budaya yang berkembang pada saat itu lebih pada budaya lisan/oral ketimbang budaya baca-tulis. Tak mengherankan bila sebagian besar mereka buta huruf. Kendatipun begitu, bangsa Arab mempunyai daya ingat yang sangat kuat. Untuk memelihara dan meriwaytkan syair-syair Arab, silisah keturunan mereka, peperangan yang terjadi, dan peristiwa lainnya, mereka hanya mengandalkan daya ingat dan hapalan semata.
Sejarah Singkat Turunnya Al-Quran.
Wahyu pertama turun pada saat Nabi SAW berusia 40 tahun di saat beliau sedang bermeditasi di Gua Hira (17 Ramadhan). Wahyu berikutnya turun 3 tahun kemudian. Urut-urutan Surat yang terdapat dalam Al-Quran bukan berdasarkan urutan turunnya ayat-ayat tersebut.
Surat pertama yang diwahyukan adalah Al-‘Alaq (QS: 96) dan yang turun terakhir adalah An-Nasr (QS: 110), sedangkan ayat terakhir yang diturunkan adalah ayat 3 dari surat Al-Maaidah. Sedangkan surat pertama yang terdapat dalam Al-Quran adalah Al- Fatihah (QS: 1) dan yang terakhir An-Nas (QS: 114).
Surat pertama yang diwahyukan adalah Al-‘Alaq (QS: 96) dan yang turun terakhir adalah An-Nasr (QS: 110), sedangkan ayat terakhir yang diturunkan adalah ayat 3 dari surat Al-Maaidah. Sedangkan surat pertama yang terdapat dalam Al-Quran adalah Al-
Urutan-urutan dalam Al-Quran tersebut semata-mata berdasarkan petunjuk dari Allah SWT kepada Nabi SAW. Al-Quran diturunkan tidak secara sekaligus tapi secara berangsur-angsur. Di Mekah selama 13 tahun dan di Madinah 10 tahun. Terbagi menjadi ayat-ayat Makkiyyah (19/30 = 86 surat) dan Madaniyyah (11/30 = 28 surat)
Periodisasinya sbb [2] :
Periode Mekah I (4-5 tahun): Dakwah Islam masihdalam ruang lingkup yang kecil. Belum begitu banyak resistansi. Ayat-ayat yang turun umumnya tentang (i) pelajaran bagi Rasulullah dalam membentuk kepribadiannya, (ii) pengetahuan dasar tentang sifat-sifat Allah, (iii) keterangan tentang dasar-dasar akhlak islamiyah dan bantahan tentang pandangan hidup masyarakat jahiliyah saat itu.
Periode Mekah II (8-9 tahun): Dakwah Islam mulai terbuka. Oposisi terhadap Islam dari penduduk Mekah mulai terbentuk untuk menghalangi dakwah. Ayat-ayat yang turun umumnya tentang (i) kewajiban prinsipal penganutnya, (ii) kecaman & ancaman kepada kaum musyrik yang berpaling dari kebenaran, (iii) argumentasi tentang keesaan Tuhan dan kepastian hari kiamat.
Periode Madinah (10 tahun): Masyarakat Islam mulai terbentuk di Madinah setelah Nabi SAW hijrah dari Mekah. Selain oposisi dari jahiliyah Mekah, warga Yahudi di Medinah yang semula berikrar untuk hidup berdampingan dengan Muslim juga mulai menghalangi-halangi dakwah Nabi SAW.
Pada masa Nabi SAW, kertas seperti yang kita kenal sekarang belum lagi sampai ke Jazirah Arab, walaupun sudah ditemukan di Cina. Karena Nabi SAW tidak bisa membaca dan menulis, pada saat turunnya wahyu, Nabi SAW langsung menyampaikan wahyu tersebut kepada sahabat-sahabatnya. Para sahabat kemudian menghafalnya di luar kepala dengan bimbingan Nabi SAW. Beberapa sahabat yang pandai menulis selain diminta menghafal juga diminta untuk menuliskan di media tulis kayu, batu, kain, kulit, dsb. Untuk menjaga kemurnian Al-Quran ini setiap tahun Malaikat. Jibril akan mengulang hafalan Al-Quran bersama Nabi SAW. Pada tahun terakhir menjelang ajalnya, bahkan Jibril bersama Nabi SAW mengulang hafalan tersebut dua kali.
Masa Para Khalifah, kodifikasi Al-Quran Pertama dilakukan pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq, kemudian atas usulan Umar bin Khaththab yang sangat khawatir akan keberlangsungan Al-Quran mengingat banyak penghafal Al-Quran yang ikut perang Yamamah mati syahid. Kodifikasi dipimpin oleh Zaid bin Tsabit dengan mengumpulkan catatan ayat-ayat dari para sahabat Nabi yang telah ditulis di kain, kulit, tulang, dan batu. Ini adalah kodifikasi lengkap Al-Quran resmi yang pertama. Dan buku pertama dalam bahasa Arab!. Hasil kodifikasi ini kemudian disimpan oleh Abu Bakar RA sampai wafat yang kemudian disimpan oleh Umar RA sampai wafat dan lalu disimpan oleh Hafsah (anak Umar dan juga salah satu istri Nabi SAW).
Penggandaan Al-Quran & Pendistribusian dilakukan pada masa Khalifah Utsman bin Affan, Islam telah tersebar sampai Bizantium dan Iran. Penggandaan Al-Quran & pendistribusian berikutnya dilakukan oleh Huzaifah bin Yaman sekembalinya dari peperang di Azerbaijin (25H/645M) melaporkan kepada Utsman RA tentang perselisihan umat Islam di daerah sekitar tersebut tentang perbedaan tata cara membaca Al-Quran. Lalu Utsman RA membentuk panitia yang diketuai Zaid bin Tsabit untuk memperbanyak Al-Quran berdasarkan Kodifikasi Quran yang asli yang dipegang oleh Hafsah dan bila ada perbedaan dalam bacaan harus dituliskan berdasarkan dialek suku Quraisy. Satu kopi dipegang oleh Utsman RA di Madinah dan kopi lainnya dikirim ke Mekah, Syiria, Yaman, Bahrain, Basra, dan Kufa untuk dijadikan standard acuan. Versi-versi yang tidak resmi yang beredar sebelumnya kemudian dimusnahkan atas perintah Utsman RA. Versi Al-Quran Utsman RA ini dikenal dengan Al Mushhaf dimana penulisannya seperti tulisan Arab gundul dan tanpa perbedaan penulisan huruf-huruf yang berbentuk sama.
References:
1 Dr. M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, Mizan, Bandung , 1998, p. 4.
2 Dr. M. Quraish Shihab, “Membumikan” Al-Quran, Mizan,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar